Rabu, 09 Maret 2011

Akibat Kawin Paksa

        Windi, dia adalah gadis tomboy yang punya segudang cita – cita. Namun karena keegoisan kedua orang tuanya dia harus mengubur semua impiannya karena setelah lulus SMU dia harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia cintai. Waktu terus berganti sampai akhirnya hari pernikahan pun tiba, sebagai sahabat saya tentu hadir dalam acara pernikahan itu. Terdengar tawa di antara anggota keluarga dan tamu undangan. Senyumpun tampak tersungging manis dari bibir sahabat saya ketika para tamu undangan memberikan ucapan selamat menempuh hidup baru. Padahal saya yakin batinnya benar – benar terlukan karena dia tidak bisa menggapai impiannya.
Hari demi hari terus berganti dan sudah genap dua tahun pernikahan mereka dan dikaruniai seorang anak. Walaupun sudah menikah Windi sering menceritakan apa yang dialami bersama suaminya. Hampir setiap hari terjadi pertengkaran diantara keduanya yang dipicu oleh masalah – masalah kecil bahkan sering Windi pulang ke rumah kedua orang tuanya karena tidak tahan dengan perlakuan suaminya. Dia merasa pernihakan ini hanya sebagai penjara bukan sarana untuk mewujudkan kebahagiaan. Dengan segala pertimbangan baik dari dirinya maupun kedua orang tua dan keluarga dia memutuskan gugatan cerai yang pada akhirnya mereka harus berakhir dalam persidangan perceraian di kantor urusan agama (KUA). Dengan tanpa suami di harus membesarkan anaknya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar